(Mungkin) aku yang telah mengubah arti cinta

Sebelum bertemu denganku, kamu seorang remaja yang penuh khayalan tentang cinta. Keromantisan, umbaran kata sayang, pujian kekaguman, hingga hadiah dan kejutan yang tak ada habisnya. Ya, seperti yang sering kamu baca di novel atau tonton di film-film penuh romansa. Di situ, yang kamu tahu, cinta sama dengan bahagia.

Lalu, Kamu bertemu dengan diriku, yang saat ini menjadi 'kekasih'mu. Lucu rasanya bila mengingat bagaimana kita bersatu, padahal persamaan kita berdua bisa dihitung hanya dengan jumlah jari di tangan kananku. Tapi, perbedaan yang begitu banyak itu tidak pernah aku pedulikan. mungkin hanya dariku, Kamu bisa belajar banyak hal, bahwa cinta itu, sesungguhnya, sederhana
Atau karena aku yang tak mampu mewujudkan semuanya menjadi bahagia? entahlah ....

Aku ingat pertama kali kita bertemu. Saat itu seragammu masih putih-abu. Layaknya remaja penuh harapan akan cinta, kamu masih diselimuti rasa penasaran seperti apakah cinta yang selalu diagungkan oleh umat manusia itu. Kamu berusaha mencari tahu. Seperti kamu mengenalnya lewat dari lagu, film dan buku.

Kamu yang begitu percaya bagaimana cinta yang seharusnya, lengkap dengan khayalan dan mimpi indah yang akan dijalani. Cinta yang menurut kamu identik dengan kata-kata manis, kejutan romantis, bunga dan cokelat, teleponan sepanjang malam, saling melempar pujian kekaguman, hingga memenuhi pikiran hanya dengan diriku seorang. Terlihat begitu indah, bukan? Dan kamuu, yang saat itu mungkin masih lugu, benar-benar tidak sabar untuk merasakan hal indah tersebut dalam hidupmu.

Sampai saat ini, aku masih tidak percaya kita bisa bersatu. padahal aku (dulu) sama sekali jauh dari sosok kekasih yang selama ini ada dibayanganmu, yang tentunya sering kamu dapat dari novel yang kamu baca, film yang kamu lihat. Aku tidak mengenal kata romantis, bicaraku pun terlampau datar seperti tidak mengenal pahit dan manis. Dan parahnya lagi, sifatku yang "cuek" bukan kepalang. Jangankan kejutan, SMS atau telepon saja jarang sekali aku berikan.

Jelas, (Kemarin) Kamu naik pitam. Kamu pun ingin diperhatikan seperti yang pasangan lain lakukan. hidup dengan penuh kemewahan, hidup yang bahagia, tanpa merasakan kejenuhan menjalani kehidupan bersamaku, atau sesederhana jalan-jalan dimalam hari melepaskan kejenuhan sebelum kamu beristirahat. Tapi seringnya, aku mengabaikan kebahagiaan itu, begitu banyak hal yang mengelilingi pikiranku, rasa tidak mampu membahagiakanmu yang meledak menjadi amarah dan akhirnya lupa memberiku kesederhanaan itu. Seringnya juga, aku terlalu sibuk bermain dan berkutat dengan  keasikanku sendiri, sampai luput menanyakan keadaanmu tadi pagi sampai sore hari. Lebih sering lagi, aku lelah setelah seharian beraktivitas dan akhirnya tertidur pulas tanpa sempat memberimu kecupan yang hangat.

Aku pasti sangat tahu apa yang selama ini kamu harapkan, apa yang kamu inginkan, aku Pasti sudah sangat tahu dan mengerti bagaimana sosok kekasih yang selama ini kamu impikan? Ya, seseorang yang bisa menjadikan khayalan semasa remajamu menjadi nyata. Dia yang penuh romansa dan harta. Sayangnya, Tuhan malah mempertemukanmu denganku yang 180 derajat bedanya.

Terimakasih sayang, Masih tetap bertahan denganku dalam kesederhanaan ini... maafkan segala ketidakmampuan aku dalam membahagiankamu, mengabulkan semua keinginanmu.
aku hanyalah seorang manusia yang tidak akan lelah untuk berusaha membahagiakan belahan jiwanya.

terimakasih sayang.. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar