contoh makalah

PERANAN MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG
TERHADAP KELESTARIAN BENDA-BENDA BEREJARAH


MAKALAH

Di Ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar



Oleh










Nama :Harepan Nurullah Akbar
Program : PENMAT 1 B





UNIVERSITAS SEBELAS APRIL

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapt menyelesaikan makalah ini. Adapun judul yang diambil adalah : ”PERANAN MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA BERSEJARAH”.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Di samping penulis mempunya i tujuan untuk menambah wawasan yang lebik luas, khususnya, kepada penulis, umumnya kepada pembaca.

Akhir kata sya selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca....Amin....





Sumedang , Oktober 2008



Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Museum
2.2 Asal Kata Museum
2.3 Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.1 Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.2 Letak Museum
2.4 Gedung-Gedung Museum Prabu Geusan Ulun
BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
3.1 Koleksi Benda-Benda Bersejarah di Museum Prabu Geusan Ulun
3.2 Peranan Museum Prabu Gesan Ulun
3.3 Sejarah Asal Usul Kota Sumedang Menurut Sejarah
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu tentunya banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti sejarah ini merupakan fakta atau bukti nyata yang menandai adanya suatu peristiwa bersejarah di suatu daerah atau wilayah, wujud dari bukti-bukti sejarah tersebut dapat berupa benda-benda, bangunan, kepercayaan, kebudayaan, dan sebagainya. Yang semua ini merupakan warisan sejarah dan keberadaanny patut kita jaga kelestariannya pada masa kini agar tidak punah.
Jika sampai bukti-bukti sejarah atu peristiwa besejarah tersebut sampai punah atau hilang maka hal itu dapt menyebabkan peristiwa bersejarah tersebut akan di ragukan oleh masyarakat dan tidak akan pernah sama sekali di anggap karena kurang adanya bukti yang mendukung.
Museum sebagai tempat dimana orang-orang dapat melihat benda-benda bersejarah di suati wilayah, harta peninggalan dari sebuah peradaban, dan sisa warisan dari nenek moyang kita di masa lampau, adalah harta yang tak ternilai harganya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulisa merumusakan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja koleksi benda-benda bersejarah yang ada di museum Prabu Geusan Ulun Sumedang?
2. Apa fungsi atau peranan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang terhadap kelestarian benda-benda bersejarah?
3. Bagaiman sejarah asal-usul kota Sumedang?
1.3 BATASAN MASALAH
Untuk membuat permasalahan yang lebih spesifik. Oleh karena itu kami membatasi masalah dalam hal peranan museum terhadap pelestarian benda-beda bersejarah.

1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan makalah ini adalah :
1. Menggambarkan dan mengenalkan benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan sumedang yang dijadikan sebagai kajian ilmu sejarah.
2. Mengetahui fungsi dan peranan museum Prabu Geusan Ulun Sumedang dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
3. Mengetahui asal usul kota Sumedang

BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Museum
Pengertian Museum dewasa ini adalah:
"Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya". (Definisi menurut ICOM = International Council of Museeum / Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco). Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan.
Musem mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pusat Dokumentasi dan Penelitian llmiah
2. Pusat penyaluran ilmu untuk umum
3. Pusat penikmatan karya seni
4. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa
5. Obyek wisata
6. Media pembinaan pendidikan kesenian dan llmu Pengetahuan
7. Suaka Alam dan Suaka Budaya
8. Cermin sejarah manusia, alam dan kebudayaan
9. Sarana untuk bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Museum memilki banyak pengertian, salah satu pengertian museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Begitu pentingnya museum bagi kehidupan kita, tetapi mengapa sedikit sekali keluarga Indonesia yang mengagendakan museum sebagai tempat tujuan belajar sambil berekreasi?

2.2 Asal Kata Museum
Museum berasal dari bahasa Yunani: MUSEION. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi tersebut ialah: MOUSE, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne.
Dewa dan Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi.

2.3 Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.1Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun
Peninggalan benda-benda bersejarah dan barang-barang pusaka Leluhur Sumedang, sejak Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang dan Bupati-bupati yang memerintah Kabupaten Sumedang dahulu, merupakan koleksi yang membanggakan dan besar artinya bagi kita semua, terlebih bagi keluarga Sumedang.
Kumpulan benda-benda tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak tahun 1955.
Timbullah suatu gagasan, ingin memperlihatkan kepada masyarakat Sumedang khususnya dan masyarakat di luar Sumedang pada umumnya, bahwa di Sumedang dahulu terdapat kerajaan besar yaitu Kerajaan Sumedang Larang, dengan melihat benda-benda peninggalan Raja-raja tersebut dan sebagainya.
Gagasan tersebut ditanggapi dengan penuh keyakinan oleh keluarga, maka direncanakan membuat museum. Setelah diadakan persiapan-persiapan yang matang dan terencana, lima tahun setelah tahun 1968 baru terlaksana, tepatnya tanggal 11 Nopember 1973 Museum Keluarga berdiri.
Museum tersebut diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang, dan dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Pada tahun 1974, di Sumedang diadakan Seminar Sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-Jawa Barat dan diikuti ahli sejarah dari Yayasan Pangeran Sumedang, dalam seminar tersebut dibahas nama museum Sumedang. Diusulkan nama museum adalah seorang tokoh dalam Sejarah Sumedang, ternyata yang disepakati nama Raja Sumedang Larang terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1578 - 1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen.
Kemudian nama museum menjadi Museum Prabu Geusan Ulun dengan ejaan baru untuk memudahkan generasi baru membacanya.
Gedung yang dipergunakan untuk museum yaitu Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gedung Gendeng dan Gedung Gamelan. Pada tahun 1980, Pemerintah melalui Dinas Jawatan Permuseuman dan Kepurbakalaan Kebudayaan Jawa Barat, mengulurkan tangan dan memugar Gedung Srimanganti dan Bumi Kaler.
Pada hari Rabu tanggal 21 April 1982, Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. DR. Haryati Soebadio, meresmikan dan menyerahkan kedua bangunan yang selesai dipugar kepada Yayasan Pangeran Sumedang dan bernaung di bawah Momenten Ordonnatie Nomor 19 Tahun 1931 (Staatsblad Tahun 1931 Nomor 238).
2.3.2 Letak Museum Prabu Geusan Ulun
Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari Alun-alun ke sebelah selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Jarak dari Bandung 45 kilometer, sedangkan jarak dari Cirebon 85 kilometer, jarak tempuh dari Bandung 1 jam, sedangkan dari Cirebon 2 jam.
2.3.4 Museum Prabu Geusan Ulun
Museum Prabu Geusan Ulun dikelilingi tembok/dinding yang tingginya 2,5 meter, dibuat pada tanggal 16 Agustus 1797.
Luas halaman Museum seluas 1,88 ha, dengan dihiasi taman-taman dan ditanami pohon-pohon langka.
2.4 Gedung-Gedung Museum Prabu Geusan Ulun
Srimanganti
Didirikan pada tahun 1706, masa pemerintahan Dalem Tumenggung Tanoemadja dari tahun 1706 - 1709.
Pendirian gedung tersebut direncanakan oleh Pangeran Panembahan yang memerintah dari tahun 1656 - 1706, yang pernah diserbu oleh laskar-laskar Cilikwidara cs dari pasukan gabungan Banten.
Sejak selesai dibangun, maka pemerintahan pindah ke daerah baru yang disebut Regol.
Sejak itu Srimanganti dijadikan gedung tempat tinggal dan kantor oleh para bupati tempo dulu. Sedangkan untuk keluarga dibangun Bumi Kaler.
Gedung Bengkok / Gedung Negara
Didirikan pada tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 - 1882. Gedung tersebut didirikan di atas tanah beliau untuk keperluan upacara-upacara resmi, peristirahatan bagi tamu-tamu dari Jakarta jika berkunjung ke Sumedang.
Halaman Gedung Bengkok cukup luas, di depan dibuat taman-taman dan ditanami dengan pelbagai buah-buahan. Di bagian barat didirikan Panggung Gamelan untuk menyimpan gamelan-gamelan kuno. Di bagian belakang sebelah barat, sekarang SMP Negeri 2 Sumedang memajang istal kuda dan tempat menyimpan kereta-kereta, diantaranya Kereta Naga Paksi. Sedangkan di belakang gedung dibuat kolam yang besar disebut Empang, yang kedalamannya setinggi bambu dan berbentuk kerucut.
Empang
Di tepi Empang, dibangun Bale Kambang, tempat istirahat bagi keluarga para Bupati dan Tamu-tamu Agung, sambil memancing ikan dengan dihibur Gamelan Buhun atau Degung.
Masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja dari tahun 1882 - 1919, ikan yang ada di Empang diganti dengan Ikan Kancra, sehingga merupakan peternakan ikan Kancra yang beratnya bisa mencapai 10 atau 15 kilogram.
Ikan Kancra tersebut diambil setiap bulan Mulud, untuk keperluan pesta Maulid Nabi Muhammad SAW yang dibagikan kepada fakir miskin dan sebagainya.
Bumi Kaler
Didirikan tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 - 1882. Berhadapan dengan Bumi Kidul, sayangnya pada masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja (Pangeran Mekkah) Bumi Kidul dibongkar karena lapuk dimakan umur.
Bumi Kaler dibuat keseluruhan dari kayu jati, dan di atas tiang bentuknya khas rumah orang Sunda.
Dengan ruangan-ruangan dan kamar-kamar yang luas, sedangkan jendela dan pintu-pintunya tinggi-tinggi.
Gedung Yayasan Pangeran Sumedang
Didirikan tahun 1955, Yayasan Pangeran Sumedang yang mengelola seluruh Wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja dan Museum Prabu Geusan Ulun juga makam-makam seperti :
• Makam Gunung Puyuh
• Makam Gunung Ciung Pasaran Gede
• Makam Gunung Lingga
• Makam Dayeuh Luhur
• Makam Manangga
• Makam Panday
• Makam Sunan Pada - Karedok
• Makam Nyai Mas Gedeng Waru - Cigobang
• Makam Prabu Gajah Agung - Cicanting, Kampung Sukamenak, Kecamatan Darmaraja
• Makam Prabu Lembu Agung - Cipaku, Kecamatan Darmaraja
Gedung Gendeng
Didirikan tahun 1850 dan dipugar tahun 1950. Gedung tersebut aslinya dibuat dari :
• Lantai merah
• Dinding bilik
• Tiang kayu jati
• Atap genting
Tempat menyimpan barang-barang pusaka, senjata-senjata dan gamelan kuno.
Gedung Gamelan
Didirikan tahun 1973 oleh Pemerintah Daerah Sumedang atas sumbangan dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bapak H. Ali Sadikin.
Gedung tersebut diperuntukkan tempat menyimpan gamelan-gamelan dan tempat berlatih tari-tarian.
Lumbung Padi
Semula Lumbung Padi terletak di luar benteng di tepi Empang, demi keamanan kemudian dipindahkan ke dalam komplek di dalam benteng.
Lumbung tersebut dipergunakan tempat menyimpan padi hasil dari sawah-sawah wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja
Padi tersebut dipergunakan untuk menyumbang wargi-wargi yang tidak mampu, sampai sekarang tercatat sejumlah 180 keluarga yang disumbang, besarnya hampir 12 ton per bulan.
Dan keperluan pemeliharaan pusaka-pusaka, wakaf dan pelestarian seluruh wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja.



BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

3.4 Koleksi Benda-Benda Bersejarah di Museum Prabu Geusan Ulun
Berdasarkan kasifikasi jenis koleksi yang secara sederhana di susun, maka Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang memiliki jienis kooleksi :
1. Geologika Sebanyak 4 Buah
2. Geografika Sebanyak 13 Buah
3. Biologika Sebanyak 28 Buah
4. Etnografika Sebanyak 1.629 Buah
5. Arkeologika Sebanyak 2 Buah
6. Historika Sebanyak 1629 Buah
7. Filologika Sebanyak 44 Buah
8. keramik Sebanyak 151 Buah
tujuan klasifikasi tersebut, yaitu menciptakan keseragaman dan kelancaran pengeloalaan dan penelitian sehingga dapat di manfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, studi dan rekreasi.
Koleksi museum adalah benda atau kumpulan benda-benda bukti material manusia pada jaman dahulu, yang disimpan, dirawa dan dilestarikan di museum.
Penggolongan koleksi itu berdasarkan kriterian sebagai berikut :

1. Geologika Adalah benda koleksia\ yang merupakan objek disiplin ilmu geologi lain berupa mineral, granit dan andesit.
2. Geografika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu geografika, antara lain berupa peta, grafik, dan alat pemetaan
3 Biologika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu Biologi antara lain berupa tumbuhan-tumbuhan dan hewan serta penggambaran ekologi.
4. Etnografika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu antropologi benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau menggambarkan hasil identitas suatu etnis.

5. Arkeologi Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu sejarah antara lain koleksian benda peninggalan benda dari kebudayaan manusia masa lampau.
6. Historika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu sejarah yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi yang meliputi kurun waktu yang sangat lama.
7. Filogika Adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filogika berupa naskah kuno yang di tulis tangan yang menceritakan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
8. keramika Adalah benda-benda koleksi yang di buat dari bahan tanah liat yang di bakar(Baked Day) berupa barang pecah belah (wadah) dan perhiasan.
3.5 Peranan Museum Prabu Gesan Ulun
Ada beberapa peranan Museum yang diantara lain adalah : melestarikan dan memanfaatkan warisan alam dan budaya, meneliti, menginformasikan dan mengomunikasikan seni, ilmu,teknolgi, dan rligi, bertindak sebagai media pembina seni, ilmu dan teknologi serta memperkenalkan budaya nusantara dan peradaban manusia.
Tugas Museum adalah melestarikan warisan alam budaya dengan cara mengumpulkan, merawat, menjaga dan melestarikan agar tidak punah.
Manfaat Museum ini adalah sebagai wadah pendidikan non-Formal bermanfaat bagi para pengunjung terutama siswa-siswi sekolah. Manfaat lainnya adalah sebagai objek wisata atau pusat rekreasi, terutama rekrasi ziarah atau wisata budaya.



3.6 Sejarah Asal Usul Kota Sumedang Menurut Sejarah
Asal kata Sumedang menurut legenda rakyat Sumedang merupakan ucapan Prabu Tajimalela pada saat terjadi kejadiaan alam sekitar Tembong Agung dimana langit pada saat itu terang benderang oleh sebua cahaya yang melengkung seperti selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kejadian tersebut bertepatan dengan penyerahan tahta kerajaan kepada salah satu putra mahkota dalm ujian sayembara yaitu Prabu Gajah Agung
Prabu Tajimalela berucap : ”Insun Medangan Mandangan” yang berarti
Insun Medang : Aku lahir
Insun Mandangan : Aku Memberi Penerangan
Sejak itu timbul nama sebua nama Sumedang, Kemudian menjadi sebuah kerajaan ”Sumedang Larang”.
Ditinjau daru segi asal-usul kata etimologi ”Sumedang Larang”Berarti tanah yang bagus yang tak ada bandingannya.
Su : Bagus
Medang : Luas
Larang : tak ada bandingannya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan masalah mengenai peranan Museum Prabu Gesan Ulun. Maka pada Bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa keberadaan Museum Prabu Gesan Ulun Sumedang mempunyai peranan yang sangat besar dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
2. Di Museum Prabu Gesan Ulun terdapat benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan sumedang pada jaman dahulu serta benda-bendan peninggalan lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
4.4 Saran
Ada pun saran yang dapat dikemukanakn adalah sebagai berikut :
1. Mengingat begiti pentingnya peranan Museum Prabu Geusan Ulun terhadap pelestarian nilai sejarah, maka keberadaan Museum haruslah di jaga dan di lestarikan dengan baik oleh pihak-pihak terkait.
2. Kita selaku generasi muda harus ikut berpartisipasi dalam memelihara warisan budaya bangsa sesuia status kita sebagai generasi penerus bangsa dengan mempelajari dan mengenal benda dan sejarah budaya, bangsa dan negaranya sendiri. Apa kata dunia kalo peminpin negara tidak tahu akan sejarah bangsanya sendiri...