LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN ILMIAH

Kalian tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah. Yang perlu kalian ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan, mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.

3. Membangun sebuah bibliografi.

4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.

6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.

7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.

8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.

9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.

10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.

13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).

15. Menulis laporan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5 langkah berikut:

1. Tentukan judul
Judul dinyatakan secara singkat.

2. Pemilihan masalah

Dalam pemilihan masalah ini harus:

a). Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.

b). Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.

c). Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan masalah.

Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:

a). Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.

b). Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.

c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan

d). Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.

e). Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.

f). Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.

4. Kesimpulan

a). Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh

b). Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.

5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah

Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.

Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.

5.2. Mengadakan studi kepustakaan

Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

5.3. Memformulasikan hipotesa

Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5.5. Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi

Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

5.8. Membuat laporan ilmiah

Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian meliputi 11 langkah, yaitu :

1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian

1.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah penelitian dapat bersumber dari :
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
b. Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Pernyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan selintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif

1.2 Pemilihan masalah penelitian

Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan yaitu :
a. Pertimbangan dari arah masalahnya
b. Pertimbangan dari arah calon peneliti

1. 3 Perumusan masalah penelitian

a. Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
b. Rumusan hendaklah padat dan jelas
c. Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

2. Penelaahan Kepustakaan

a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku

b. Pemilihan berdasarkan pada prinsip:
1. Relevansi
2. Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )

c. Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil penelitian. Penilikan berdasarkan atas prinsip :
1. Relevansi
2. Kemutakhiran
3. Bobot

3. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu.

4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel

a. Mengidentifikasi variabel.

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti

b. Mengklarifikasi variabel

Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
1. Variabel nominal
2. Variabel ordinal
3. Variabel interval
4. Variabel rasio

Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1. Variabel tergantung
2. Variabel bebas
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang

c. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel

Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)

1. Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi

2. Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat pengambil datanya)

5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data

Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
1. Validitas
2. Reliabilitas

6. Penyusunan rancangan penelitian

7. Penentuan sampel

8. Pengumpulan data

9. Pengolahan dan analisis data

10. Interpretasi hasil analisis

11. Penyusunan laporan

Dari beberapa pendapat para pakar yang telah disebutkan di atas dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi dalam empat fase/tahap kegiatan, yaitu :

1. Persiapan
2. Pengumpulan data/informasi
3. Pengolahan data/informasi
4. Penulisan laporan penelitian

Pada intinya langkah-langkah penelitian sama dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah. Bagi penelitian remaja atau penelitian yang dilakukan oleh siswa SLTP dan SLTA dapat digunakan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian

Yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa obyeknya. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian ( research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdaarkan teori (hokum/dalil) yang ada.

Ada beberapa hal yang diperlukan dalam menemukan suatu masalah pada suatu kegiatan, yaitu mengamati apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi seperti yang dimaksud ataukah tidak; apakah terdapat pandangan, pendapat atau sikap yang berbeda terhadap hal yang sama; dan memperkirakan apakah yang akan timbul sebagai akibat sekiranya proses yang biasa itu diubah, ditiadakan atau diganti.

2. Telaah Kepustakaan

Penelitian dimulai dengan penelusuran/telaah pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji kebenarannya, karena itu hipotesis perlu dirumuskan secara teliti, terinci dan baik sebab bukan tidak mungkin hipotesis yang dituliskan merupakan jawaban yang sebenarnya terhadap permasalahan penelitian. Merumuskan hipotesis yang baik sangat berguna untuk menjelaskan masalah, petunjukpemilihan metodologi yang tepat dan menyusun langkah dan pembuktian penelitian.

Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.

Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah, logis tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh peneliti remaja; jelas, sederhana, dan terbatas; dan dapat diuji. Kegagalan merumuskan hipotesis yang baik akan mengaburkan hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sukar diuji secara empiris (pengalaman pengamatan).

3.1 Rumusan Hipotesis

Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, diantaranya adalah :
a) Hipotesis dirumuskan dalam kalimat berita, bukan dalam kalimat tanya.
b) Hipotesis harus jelas tidak bermakna ganda.
c) Hipotesis dirumuskan secara opreasional sehingga memudahkan pengujiannya.

Misalnya, hipotesis yang berbunyi : “ Laku penampilan guru yag baik berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa” kurang operasional dibandingkan misalnya “ Sikap guru yang demokratis akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa “.

3.2 Macam-Macam Hipotesis

Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai adalah :

a) Hipotesis Deskriptif

Hipotesis “lukisan”, menunjukkan dugaan sementara bagaimana (how) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini menggambarkan karakteristik suatu sample menurut variable tertentu.

Contoh :
Proporsi mahasiswa yang kaya hasrat untuk maju yang menyusun tesis bermutu lebih banyak daripada yang miskin hasrat untuk maju.

b) Hipotesis Argumentasi

Hipitesis “penjelasan” , menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau variable-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan pernyataan sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan merupakan kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan yang lainnya (antiseden).

c) Hipotesis Kerja

Merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan akibat-akibat dari suatu variable yang menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika suatu variable berubah maka variable tertentu akan berubah pula.

Rumusan Hipotesis Kerja ( H1 ) :

(1) Jika………….., maka………………..

Contoh :
H1 : Jika orang banyak makan, maka berat badanya akan naik

(2) Ada perbedaan antara……….. dan ……………….

Contoh :
H1 : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.

d) Hipotesis Nol / Hipotesis Statistik

Hipotesis statistic bertujuan memeriksa ketidakbenaran suatu dalil/teori dengan perangkat statistic/matematik, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Hipotesis nol kebalikan dari hipotesis kerja.

Rumusan hipotesis nol ( H0 ) :

(1) Tidak ada perbedaan antara ……………. dengan …………………

Contoh :
H0 : Tidak ada perbedaan antara siswa tingkat I dengan iswa tingkat II dalam disiplin belajar.

(2) Tidak ada pengaruh ……………… terhadap ………………….

Contoh :
H0 : Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan siswa berangkat ke sekolah

4. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi ( H. Purwo Sutanto & Yuli Pratomo Akhadi : 2007). Peneliti perlu menentukan variabel-variabel penelitian. Misalnya, apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi obyek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.

Ada beberapa jenis variabel yang dipakai dalam penelitian, yaitu antara lain :

a. Variabel Variabel Bebas atau Variabel Penyebab (Independent Variable), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain atau diduga sebagai penyebab timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas disebut juga variabel X.

b. Variabel Tergantung atau Variabel Terikat (Dependen Variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat disebut juga variabel Y.

Dalam contoh penelitian di atas susu merupakan variabel bebas ( X )dan berat badan merupakan variabel terikat ( Y ).

c. Variabel Moderator, yaitu variabel-variabel atau factor-faktor lain yang mempengaruhi jalanya penelitian.

d. Variabel Kontrol, yaitu variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel tergantung.

Misalnya, jika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa kelas X SMK yang diajar dengan strategi problem solving dengan siswa yang diajar dengan metode latihan ?
Maka yang dijadikan sebagai variabel moderator misalnya adalah sarana belajar mengajar, kemampuan dasar siswa, latar belakang siswa, lingkungan belajar siswa, dan lain-lain. Sedangkan variabel kontrolnya berupa siswa kelas X SMK yang tidak diajar dengan metode problem solving maupun metode latihan.

5. Merumuskan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel tidak menjelaskan definisi variabel secara istilah seperti dalam kamus, tetapi menjelaskan definisi atau pengertian variabel yang dikehendaki oleh peneliti. Misalnya, jika ada variabel hasil belajar siswa maka definisi operasional variabel yang dikehendaki peneliti adalah skor tes harian siswa, skor tes semester siswa dan lain-lain.

6. Menetapkan Rancangan Penelitian / Desain Penelitian

Apakah desain eksperimen itu ? Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang diperlukan atau berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.

Desain penelitian atau rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.

7. Menetapkan Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai himpunan atau kelompok (yang lengkap atau sempurna) dari semua unit penelitian yang mungkin. Jumlah populasi dapat diketahui ataupun tidak dapat diketahui. Jadi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Obyek penelitian terdiri dari unit-unit penelitian. Unit penelitian dapt berupa orang (individu), rumah tangga, kelompok, organisasi,lembaga dan lain-lain. Populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Populasi Target adalah populasi yang merupakan sumber informasi representative yang diinginkan.

b. Populasi Contoh atau Populasi Sampel ( populasi Penelitian) adalah populasi dari mana suatu contoh atau sampel benar-benar diambil.

Misalnya, seorang peneliti ingin mempelajari kependudukan di Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil sampel di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes. Dalam hal ini, penduduk Jawa Tengah populasi target dan penduduk di tiga kabupaten/kota merupakan populasi sampel.
Sampel atau contoh adalah anggota populasi yang dianggap dapat mewakili obyek penelitian.

8. Menentikan Alat Pengambil Data atau Instrument Penelitian

9. Pengumpulan Data

10. Pengolahan dan Analisis Data

11. Menulis Laporan Penelitian

contoh makalah

PERANAN MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG
TERHADAP KELESTARIAN BENDA-BENDA BEREJARAH


MAKALAH

Di Ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar



Oleh










Nama :Harepan Nurullah Akbar
Program : PENMAT 1 B





UNIVERSITAS SEBELAS APRIL

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapt menyelesaikan makalah ini. Adapun judul yang diambil adalah : ”PERANAN MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SUMEDANG TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA BERSEJARAH”.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Di samping penulis mempunya i tujuan untuk menambah wawasan yang lebik luas, khususnya, kepada penulis, umumnya kepada pembaca.

Akhir kata sya selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca....Amin....





Sumedang , Oktober 2008



Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Museum
2.2 Asal Kata Museum
2.3 Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.1 Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.2 Letak Museum
2.4 Gedung-Gedung Museum Prabu Geusan Ulun
BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
3.1 Koleksi Benda-Benda Bersejarah di Museum Prabu Geusan Ulun
3.2 Peranan Museum Prabu Gesan Ulun
3.3 Sejarah Asal Usul Kota Sumedang Menurut Sejarah
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lalu tentunya banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah. Bukti-bukti sejarah ini merupakan fakta atau bukti nyata yang menandai adanya suatu peristiwa bersejarah di suatu daerah atau wilayah, wujud dari bukti-bukti sejarah tersebut dapat berupa benda-benda, bangunan, kepercayaan, kebudayaan, dan sebagainya. Yang semua ini merupakan warisan sejarah dan keberadaanny patut kita jaga kelestariannya pada masa kini agar tidak punah.
Jika sampai bukti-bukti sejarah atu peristiwa besejarah tersebut sampai punah atau hilang maka hal itu dapt menyebabkan peristiwa bersejarah tersebut akan di ragukan oleh masyarakat dan tidak akan pernah sama sekali di anggap karena kurang adanya bukti yang mendukung.
Museum sebagai tempat dimana orang-orang dapat melihat benda-benda bersejarah di suati wilayah, harta peninggalan dari sebuah peradaban, dan sisa warisan dari nenek moyang kita di masa lampau, adalah harta yang tak ternilai harganya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulisa merumusakan beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja koleksi benda-benda bersejarah yang ada di museum Prabu Geusan Ulun Sumedang?
2. Apa fungsi atau peranan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang terhadap kelestarian benda-benda bersejarah?
3. Bagaiman sejarah asal-usul kota Sumedang?
1.3 BATASAN MASALAH
Untuk membuat permasalahan yang lebih spesifik. Oleh karena itu kami membatasi masalah dalam hal peranan museum terhadap pelestarian benda-beda bersejarah.

1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan makalah ini adalah :
1. Menggambarkan dan mengenalkan benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan sumedang yang dijadikan sebagai kajian ilmu sejarah.
2. Mengetahui fungsi dan peranan museum Prabu Geusan Ulun Sumedang dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
3. Mengetahui asal usul kota Sumedang

BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Museum
Pengertian Museum dewasa ini adalah:
"Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya". (Definisi menurut ICOM = International Council of Museeum / Organisasi Permuseuman Internasional dibawah Unesco). Museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan llmu Pengetahuan.
Musem mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pusat Dokumentasi dan Penelitian llmiah
2. Pusat penyaluran ilmu untuk umum
3. Pusat penikmatan karya seni
4. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa
5. Obyek wisata
6. Media pembinaan pendidikan kesenian dan llmu Pengetahuan
7. Suaka Alam dan Suaka Budaya
8. Cermin sejarah manusia, alam dan kebudayaan
9. Sarana untuk bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME. Museum memilki banyak pengertian, salah satu pengertian museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Begitu pentingnya museum bagi kehidupan kita, tetapi mengapa sedikit sekali keluarga Indonesia yang mengagendakan museum sebagai tempat tujuan belajar sambil berekreasi?

2.2 Asal Kata Museum
Museum berasal dari bahasa Yunani: MUSEION. Museion merupakan sebuah bangunan tempat suci untuk memuja Sembilan Dewi Seni dan llmu Pengetahuan. Salah satu dari sembilan Dewi tersebut ialah: MOUSE, yang lahir dari maha Dewa Zous dengan isterinya Mnemosyne.
Dewa dan Dewi tersebut bersemayam di Pegunungan Olympus. Museion selain tempat suci, pada waktu itu juga untuk berkumpul para cendekiawan yang mempelajari serta menyelidiki berbagai ilmu pengetahuan, juga sebagai tempat pemujaan Dewa Dewi.

2.3 Museum Prabu Geusan Ulun
2.3.1Sejarah Singkat Museum Prabu Geusan Ulun
Peninggalan benda-benda bersejarah dan barang-barang pusaka Leluhur Sumedang, sejak Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang dan Bupati-bupati yang memerintah Kabupaten Sumedang dahulu, merupakan koleksi yang membanggakan dan besar artinya bagi kita semua, terlebih bagi keluarga Sumedang.
Kumpulan benda-benda tersebut disimpan di Yayasan Pangeran Sumedang sejak tahun 1955.
Timbullah suatu gagasan, ingin memperlihatkan kepada masyarakat Sumedang khususnya dan masyarakat di luar Sumedang pada umumnya, bahwa di Sumedang dahulu terdapat kerajaan besar yaitu Kerajaan Sumedang Larang, dengan melihat benda-benda peninggalan Raja-raja tersebut dan sebagainya.
Gagasan tersebut ditanggapi dengan penuh keyakinan oleh keluarga, maka direncanakan membuat museum. Setelah diadakan persiapan-persiapan yang matang dan terencana, lima tahun setelah tahun 1968 baru terlaksana, tepatnya tanggal 11 Nopember 1973 Museum Keluarga berdiri.
Museum tersebut diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang, dan dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Pada tahun 1974, di Sumedang diadakan Seminar Sejarah oleh ahli-ahli sejarah se-Jawa Barat dan diikuti ahli sejarah dari Yayasan Pangeran Sumedang, dalam seminar tersebut dibahas nama museum Sumedang. Diusulkan nama museum adalah seorang tokoh dalam Sejarah Sumedang, ternyata yang disepakati nama Raja Sumedang Larang terakhir yang memerintah Kerajaan Sumedang Larang dari tahun 1578 - 1601, yaitu Prabu Geusan Oeloen.
Kemudian nama museum menjadi Museum Prabu Geusan Ulun dengan ejaan baru untuk memudahkan generasi baru membacanya.
Gedung yang dipergunakan untuk museum yaitu Gedung Srimanganti, Bumi Kaler, Gedung Gendeng dan Gedung Gamelan. Pada tahun 1980, Pemerintah melalui Dinas Jawatan Permuseuman dan Kepurbakalaan Kebudayaan Jawa Barat, mengulurkan tangan dan memugar Gedung Srimanganti dan Bumi Kaler.
Pada hari Rabu tanggal 21 April 1982, Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. DR. Haryati Soebadio, meresmikan dan menyerahkan kedua bangunan yang selesai dipugar kepada Yayasan Pangeran Sumedang dan bernaung di bawah Momenten Ordonnatie Nomor 19 Tahun 1931 (Staatsblad Tahun 1931 Nomor 238).
2.3.2 Letak Museum Prabu Geusan Ulun
Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari Alun-alun ke sebelah selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Jarak dari Bandung 45 kilometer, sedangkan jarak dari Cirebon 85 kilometer, jarak tempuh dari Bandung 1 jam, sedangkan dari Cirebon 2 jam.
2.3.4 Museum Prabu Geusan Ulun
Museum Prabu Geusan Ulun dikelilingi tembok/dinding yang tingginya 2,5 meter, dibuat pada tanggal 16 Agustus 1797.
Luas halaman Museum seluas 1,88 ha, dengan dihiasi taman-taman dan ditanami pohon-pohon langka.
2.4 Gedung-Gedung Museum Prabu Geusan Ulun
Srimanganti
Didirikan pada tahun 1706, masa pemerintahan Dalem Tumenggung Tanoemadja dari tahun 1706 - 1709.
Pendirian gedung tersebut direncanakan oleh Pangeran Panembahan yang memerintah dari tahun 1656 - 1706, yang pernah diserbu oleh laskar-laskar Cilikwidara cs dari pasukan gabungan Banten.
Sejak selesai dibangun, maka pemerintahan pindah ke daerah baru yang disebut Regol.
Sejak itu Srimanganti dijadikan gedung tempat tinggal dan kantor oleh para bupati tempo dulu. Sedangkan untuk keluarga dibangun Bumi Kaler.
Gedung Bengkok / Gedung Negara
Didirikan pada tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 - 1882. Gedung tersebut didirikan di atas tanah beliau untuk keperluan upacara-upacara resmi, peristirahatan bagi tamu-tamu dari Jakarta jika berkunjung ke Sumedang.
Halaman Gedung Bengkok cukup luas, di depan dibuat taman-taman dan ditanami dengan pelbagai buah-buahan. Di bagian barat didirikan Panggung Gamelan untuk menyimpan gamelan-gamelan kuno. Di bagian belakang sebelah barat, sekarang SMP Negeri 2 Sumedang memajang istal kuda dan tempat menyimpan kereta-kereta, diantaranya Kereta Naga Paksi. Sedangkan di belakang gedung dibuat kolam yang besar disebut Empang, yang kedalamannya setinggi bambu dan berbentuk kerucut.
Empang
Di tepi Empang, dibangun Bale Kambang, tempat istirahat bagi keluarga para Bupati dan Tamu-tamu Agung, sambil memancing ikan dengan dihibur Gamelan Buhun atau Degung.
Masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja dari tahun 1882 - 1919, ikan yang ada di Empang diganti dengan Ikan Kancra, sehingga merupakan peternakan ikan Kancra yang beratnya bisa mencapai 10 atau 15 kilogram.
Ikan Kancra tersebut diambil setiap bulan Mulud, untuk keperluan pesta Maulid Nabi Muhammad SAW yang dibagikan kepada fakir miskin dan sebagainya.
Bumi Kaler
Didirikan tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 - 1882. Berhadapan dengan Bumi Kidul, sayangnya pada masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja (Pangeran Mekkah) Bumi Kidul dibongkar karena lapuk dimakan umur.
Bumi Kaler dibuat keseluruhan dari kayu jati, dan di atas tiang bentuknya khas rumah orang Sunda.
Dengan ruangan-ruangan dan kamar-kamar yang luas, sedangkan jendela dan pintu-pintunya tinggi-tinggi.
Gedung Yayasan Pangeran Sumedang
Didirikan tahun 1955, Yayasan Pangeran Sumedang yang mengelola seluruh Wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja dan Museum Prabu Geusan Ulun juga makam-makam seperti :
• Makam Gunung Puyuh
• Makam Gunung Ciung Pasaran Gede
• Makam Gunung Lingga
• Makam Dayeuh Luhur
• Makam Manangga
• Makam Panday
• Makam Sunan Pada - Karedok
• Makam Nyai Mas Gedeng Waru - Cigobang
• Makam Prabu Gajah Agung - Cicanting, Kampung Sukamenak, Kecamatan Darmaraja
• Makam Prabu Lembu Agung - Cipaku, Kecamatan Darmaraja
Gedung Gendeng
Didirikan tahun 1850 dan dipugar tahun 1950. Gedung tersebut aslinya dibuat dari :
• Lantai merah
• Dinding bilik
• Tiang kayu jati
• Atap genting
Tempat menyimpan barang-barang pusaka, senjata-senjata dan gamelan kuno.
Gedung Gamelan
Didirikan tahun 1973 oleh Pemerintah Daerah Sumedang atas sumbangan dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bapak H. Ali Sadikin.
Gedung tersebut diperuntukkan tempat menyimpan gamelan-gamelan dan tempat berlatih tari-tarian.
Lumbung Padi
Semula Lumbung Padi terletak di luar benteng di tepi Empang, demi keamanan kemudian dipindahkan ke dalam komplek di dalam benteng.
Lumbung tersebut dipergunakan tempat menyimpan padi hasil dari sawah-sawah wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja
Padi tersebut dipergunakan untuk menyumbang wargi-wargi yang tidak mampu, sampai sekarang tercatat sejumlah 180 keluarga yang disumbang, besarnya hampir 12 ton per bulan.
Dan keperluan pemeliharaan pusaka-pusaka, wakaf dan pelestarian seluruh wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja.



BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

3.4 Koleksi Benda-Benda Bersejarah di Museum Prabu Geusan Ulun
Berdasarkan kasifikasi jenis koleksi yang secara sederhana di susun, maka Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang memiliki jienis kooleksi :
1. Geologika Sebanyak 4 Buah
2. Geografika Sebanyak 13 Buah
3. Biologika Sebanyak 28 Buah
4. Etnografika Sebanyak 1.629 Buah
5. Arkeologika Sebanyak 2 Buah
6. Historika Sebanyak 1629 Buah
7. Filologika Sebanyak 44 Buah
8. keramik Sebanyak 151 Buah
tujuan klasifikasi tersebut, yaitu menciptakan keseragaman dan kelancaran pengeloalaan dan penelitian sehingga dapat di manfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, studi dan rekreasi.
Koleksi museum adalah benda atau kumpulan benda-benda bukti material manusia pada jaman dahulu, yang disimpan, dirawa dan dilestarikan di museum.
Penggolongan koleksi itu berdasarkan kriterian sebagai berikut :

1. Geologika Adalah benda koleksia\ yang merupakan objek disiplin ilmu geologi lain berupa mineral, granit dan andesit.
2. Geografika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu geografika, antara lain berupa peta, grafik, dan alat pemetaan
3 Biologika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu Biologi antara lain berupa tumbuhan-tumbuhan dan hewan serta penggambaran ekologi.
4. Etnografika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu antropologi benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau menggambarkan hasil identitas suatu etnis.

5. Arkeologi Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu sejarah antara lain koleksian benda peninggalan benda dari kebudayaan manusia masa lampau.
6. Historika Adalah benda koleksi yang merupakan hasil objek disiplin ilmu sejarah yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi yang meliputi kurun waktu yang sangat lama.
7. Filogika Adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filogika berupa naskah kuno yang di tulis tangan yang menceritakan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
8. keramika Adalah benda-benda koleksi yang di buat dari bahan tanah liat yang di bakar(Baked Day) berupa barang pecah belah (wadah) dan perhiasan.
3.5 Peranan Museum Prabu Gesan Ulun
Ada beberapa peranan Museum yang diantara lain adalah : melestarikan dan memanfaatkan warisan alam dan budaya, meneliti, menginformasikan dan mengomunikasikan seni, ilmu,teknolgi, dan rligi, bertindak sebagai media pembina seni, ilmu dan teknologi serta memperkenalkan budaya nusantara dan peradaban manusia.
Tugas Museum adalah melestarikan warisan alam budaya dengan cara mengumpulkan, merawat, menjaga dan melestarikan agar tidak punah.
Manfaat Museum ini adalah sebagai wadah pendidikan non-Formal bermanfaat bagi para pengunjung terutama siswa-siswi sekolah. Manfaat lainnya adalah sebagai objek wisata atau pusat rekreasi, terutama rekrasi ziarah atau wisata budaya.



3.6 Sejarah Asal Usul Kota Sumedang Menurut Sejarah
Asal kata Sumedang menurut legenda rakyat Sumedang merupakan ucapan Prabu Tajimalela pada saat terjadi kejadiaan alam sekitar Tembong Agung dimana langit pada saat itu terang benderang oleh sebua cahaya yang melengkung seperti selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kejadian tersebut bertepatan dengan penyerahan tahta kerajaan kepada salah satu putra mahkota dalm ujian sayembara yaitu Prabu Gajah Agung
Prabu Tajimalela berucap : ”Insun Medangan Mandangan” yang berarti
Insun Medang : Aku lahir
Insun Mandangan : Aku Memberi Penerangan
Sejak itu timbul nama sebua nama Sumedang, Kemudian menjadi sebuah kerajaan ”Sumedang Larang”.
Ditinjau daru segi asal-usul kata etimologi ”Sumedang Larang”Berarti tanah yang bagus yang tak ada bandingannya.
Su : Bagus
Medang : Luas
Larang : tak ada bandingannya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan masalah mengenai peranan Museum Prabu Gesan Ulun. Maka pada Bab ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa keberadaan Museum Prabu Gesan Ulun Sumedang mempunyai peranan yang sangat besar dalam melestarikan benda-benda bersejarah.
2. Di Museum Prabu Gesan Ulun terdapat benda-benda bersejarah bekas peninggalan kerajaan sumedang pada jaman dahulu serta benda-bendan peninggalan lainnya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
4.4 Saran
Ada pun saran yang dapat dikemukanakn adalah sebagai berikut :
1. Mengingat begiti pentingnya peranan Museum Prabu Geusan Ulun terhadap pelestarian nilai sejarah, maka keberadaan Museum haruslah di jaga dan di lestarikan dengan baik oleh pihak-pihak terkait.
2. Kita selaku generasi muda harus ikut berpartisipasi dalam memelihara warisan budaya bangsa sesuia status kita sebagai generasi penerus bangsa dengan mempelajari dan mengenal benda dan sejarah budaya, bangsa dan negaranya sendiri. Apa kata dunia kalo peminpin negara tidak tahu akan sejarah bangsanya sendiri...